Portalikn.id, Samarinda – Anggota Komisi I DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), La Ode Nasir, menyoroti minimnya perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan guru Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA), khususnya di wilayah Kaltim. Ia menilai, peran guru TPA yang sangat vital dalam membentuk karakter generasi muda belum sebanding dengan kesejahteraan yang mereka terima.
“Para guru TPA bekerja dalam diam, namun hasil dari pengajaran mereka sangat menentukan masa depan karakter anak-anak kita. Ini bukan pekerjaan kecil, melainkan pondasi peradaban,” tegas La Ode kepada media. (2/6/2025)
Menurutnya, para guru TPA merupakan ujung tombak pendidikan karakter dan religius anak-anak. Namun ironisnya, banyak di antara mereka yang hidup dalam kondisi memprihatinkan karena hanya mengandalkan sumbangan masyarakat. Bahkan, tak sedikit yang sama sekali tidak menerima honor tetap.
La Ode menilai, keikhlasan para guru TPA dalam menjalankan tugasnya sangat tinggi. Namun hal itu tidak seharusnya menjadi alasan bagi pemerintah untuk terus mengabaikan hak mereka atas kesejahteraan.
“Jika pemerintah memang serius ingin membangun generasi yang religius dan berakhlak, maka investasi pertama harus dimulai dari para pendidik agama,” lanjutnya.
Ia juga menekankan bahwa apresiasi terhadap guru TPA tidak cukup hanya sebatas ucapan terima kasih. Diperlukan kebijakan konkret yang melindungi dan mensejahterakan mereka, seperti alokasi dana melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) atau hibah pendidikan keagamaan.
“Jika guru mata pelajaran umum bisa mendapat tunjangan dan perhatian, mengapa tidak dengan guru TPA? Mereka juga mendidik, bahkan di bidang yang sangat fundamental,” tandasnya.
Sebagai langkah konkret, La Ode mendorong pemerintah daerah segera menyusun rencana strategis yang komprehensif, mulai dari pendataan guru TPA hingga pemberian insentif rutin agar kesejahteraan mereka meningkat dan masa depan mereka lebih terjamin. (Adv).