Portalikn.id, Samarinda – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur (Kaltim), Agusriansyah Ridwan, menyatakan bahwa penguatan sektor manufaktur di daerah, termasuk di Kaltim, perlu didorong untuk mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Sektor industri manufaktur terus memegang peran krusial dalam perekonomian Indonesia. Dengan total Produk Domestik Bruto (PDB) nasional mencapai 20,8 triliun rupiah pada tahun 2023, kontribusi sektor ini tercatat sebesar 3.900 triliun rupiah atau setara 18,67 persen.
Menurut Agusriansyah, ketergantungan Kaltim terhadap sektor pertambangan dan hasil bumi tidak menjamin keuntungan jangka panjang. “Terlalu bergantung pada sektor pertambangan tidak menguntungkan dalam jangka waktu lama. Sudah saatnya Kaltim berbenah dan fokus pada sektor manufaktur untuk meningkatkan sumber pendapatan daerah,” tegasnya, Senin (11/11/2024).
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga menjelaskan bahwa potensi Kaltim sangat besar jika menggabungkan sumber daya alam (SDA) yang melimpah dengan sumber daya manusia (SDM) profesional. Menurutnya, pembangunan pabrik manufaktur bisa menciptakan perekonomian yang lebih kuat dan lebih baik. “Dengan membangun sejumlah pabrik manufaktur, perekonomian Kaltim akan tumbuh lebih stabil dan berdaya saing,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia juga menyoroti bahwa pabrik manufaktur mampu mengubah bahan mentah menjadi produk jadi dengan nilai jual tinggi, yang telah menjadi sektor primadona bagi investor dalam dan luar negeri selama enam tahun terakhir. Investasi di bidang ini sudah mencapai ratusan triliun rupiah, dengan lebih dari 40 persen dari total investasi diarahkan ke sektor manufaktur.
“Grafik investasi menunjukkan bahwa manufaktur memiliki daya tarik tinggi bagi investor. Sudah saatnya arah pembangunan perekonomian dan industri Kaltim fokus pada sektor ini,” ujarnya.
Dirinya juga mendorong pemerintah provinsi dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk mengembangkan program kerja jangka menengah dan panjang di sektor manufaktur. Agusriansyah menilai kontribusi BUMD terhadap pendapatan daerah masih minim, padahal potensi yang ada seharusnya mampu menghasilkan kontribusi lebih besar.
Tercatat pada 2023, sektor industri manufaktur menyumbang 17,73 persen atau setara 149,53 triliun rupiah terhadap perekonomian Kalimantan Timur. “Dengan langkah konkret dan strategi yang tepat, kontribusi ini bisa ditingkatkan demi pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan,” tutup Agusriansyah. (adv/fwz/dprdkaltim)